Rembang – Puluhan karyawan yang bekerja di PT Semen Gresik Pabrik Rembang kini menghadapi ketidakpastian usai dirumahkan per 2 Juni 2025.
Diantaranya, mereka merupakan warga Desa Tegaldowo dan telah bekerja sebagai bagian dari tim pendukung operasional pabrik.
Menurut Kepala Desa Tegaldowo, Kundari, setidaknya 103 warga desa terdampak kebijakan ini, termasuk 85 orang dari PT SMOR, 4 dari PT Swabina, dan 14 tenaga keamanan.
“Banyak warga yang kini kembali ke ladang atau membantu orang tua. Mereka tidak punya pilihan lain,” ujar Kundari, Selasa (3/6/2025).
Meski pihak perusahaan menjanjikan gaji pokok tetap dibayarkan, para karyawan dirundung kecemasan karena nasib mereka akan ditentukan dalam waktu kurang dari satu bulan.
Hingga awal Juli, jika tidak ada kepastian operasional dari pabrik, hubungan kerja akan otomatis berakhir.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Semen Gresik belum memberikan pernyataan resmi terkait penghentian operasional pabrik Rembang.
Surat penghentian yang dikeluarkan mitra operasional PT SMOR menjadi satu-satunya rujukan informasi.
Senior Manager Communication & CSR PT Semen Gresik, Sulistyono, belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi dari wartawan.
(kyv/daf)