REMBANG – Wayang Bengkong, kesenian khas Lasem, kembali keluar dari kotaknya pada Rabu (27/8/2025) malam. Pertunjukan ini terbilang langka karena hanya digelar ketika ada orang bernazar, serta dimainkan oleh dalang dari garis keturunan tertentu.
Pementasan berlangsung di Museum Nyah Lasem dalam rangka Lokakarya Pelestarian BCB Kawasan Cagar Budaya dan Pemajuan Kebudayaan di Kota Lama Lasem, yang digelar Yayasan Lasem Heritage.
Berbeda dari wayang umumnya, Wayang Bengkong hanya memiliki tiga tokoh. Musik pengiringnya pun unik, tanpa gamelan, melainkan bunyi mulut yang menirukan irama gamelan. Durasi pertunjukan juga relatif singkat, sekitar 30 menit.
Dalang Ki Wasis mengungkapkan, tradisi ini sudah turun-temurun.
“Musiknya dari dulu memang begitu, gamelan dari mulut. Kami teruskan tanpa mengubah karena itu sudah tradisi,” jelasnya.
Ketua Yayasan Lasem Heritage, Gilang Surya Saputra, menambahkan Wayang Bengkong pernah tampil di Festival Wayang Langka Jawa Tengah.
“Pada 2013, Wayang Bengkong bahkan terpilih sebagai penyaji favorit oleh Dewan Kesenian,” ujarnya.
Menurut Gilang, Wayang Bengkong masuk kategori wayang rakyat, sebab alur ceritanya tidak berlatar kerajaan, melainkan disesuaikan dengan hajat penyelenggara.
“Kalau hajatan pernikahan ya ceritanya tentang pernikahan,” terangnya.
(kyv/daf)