Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang terus mendorong transformasi sektor pertanian menuju era digital. Lewat Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan), pemkab menggelar Sarasehan Smart Farming di Pendopo Museum Kartini, Senin (21/7).
Kegiatan ini menghadirkan sekitar 200 peserta dari kalangan petani milenial, kelompok tani, akademisi, hingga praktisi pertanian. Dintanpan juga menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mitra dalam forum ini.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dintanpan Rembang, Fajar Riza Dwi Sasongko, mengatakan sarasehan ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan nasional di sektor pangan.
“Presiden Prabowo menekankan pentingnya swasembada pangan dan energi. Ini sejalan dengan misi kami di Rembang untuk memperkuat kesejahteraan petani melalui pemanfaatan teknologi,” kata Fajar.
Ia menyebutkan smart farming atau pertanian cerdas menjadi solusi atas tantangan seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, hingga minimnya tenaga kerja. Teknologi seperti pertanian presisi, penggunaan drone, Internet of Things (IoT), hingga integrasi data perlu mulai diterapkan di wilayah agraris seperti Rembang.
“Lewat forum ini, kami ingin membuka ruang dialog antara pemerintah, akademisi, dan petani agar pertanian kita lebih adaptif dan produktif,” tambahnya.
Bupati Rembang Harno yang hadir dalam acara itu juga menegaskan pentingnya penerapan smart farming di tengah perkembangan zaman.
“Kalau tidak ikut perkembangan, kita akan tertinggal. Negara lain sudah menerapkan pertanian modern, kita harus ke sana juga,” ujar Harno.
Ia menyebut smart farming bisa jadi pintu masuk lahirnya inovasi baru di sektor pertanian. Selain mendukung modernisasi, hal ini juga sejalan dengan program nasional swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
(kyv/daf)