Rembang – Wakil Ketua DPRD Rembang, Bisri Cholil Laqouf atau akrab disapa Gus Gipul, menyatakan keprihatinannya terhadap nasib ratusan pekerja PT Semen Gresik yang kini harus dirumahkan. Hal ini terjadi setelah pabrik semen yang berlokasi di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, menghentikan sementara kegiatan produksinya.
Gus Gipul menilai penghentian produksi ini berdampak besar secara sosial dan ekonomi. Ia mendorong pemerintah daerah dan manajemen perusahaan untuk segera mengambil langkah strategis guna mengatasi krisis ini.
“Jangan hanya melihat dari sisi industri. Aspek kemanusiaan juga penting. Ratusan pekerja terdampak, mereka butuh kepastian,” kata Gus Gipul kepada wartawan, Jumat (13/6/2025).

Wakil Ketua DPRD Rembang M. Bisri Cholil Laqouf atau (Gus Gipul). (Foto: rembangsepekan.com)
Produksi Terhenti Gara-Gara Jalan Tambang Ditutup
Produksi terpaksa dihentikan karena akses jalan menuju lokasi tambang ditutup oleh Pemerintah Desa Tegaldowo. Akibatnya, distribusi bahan baku terganggu. PT Semen Gresik sempat mencoba menggunakan truk kecil milik warga untuk mengangkut bahan baku, namun upaya tersebut tidak mampu memenuhi target produksi.
Saat ini, lebih dari 478 pekerja sudah dirumahkan. Jumlah ini diperkirakan bisa terus bertambah bila situasi belum juga membaik hingga Juli 2025.
113 Warga Tegaldowo Terancam Kehilangan Pekerjaan
Kepala Desa Tegaldowo, Kundari, membenarkan bahwa kebijakan penutupan jalan merupakan hasil musyawarah warga. Ia menyebut, keputusan tersebut diambil karena persoalan hukum yang belum selesai terkait aset jalan desa yang digunakan perusahaan.
“Ada 113 warga kami yang bekerja di sana. Kami sadar dampaknya, tapi kami harus mengikuti hasil musyawarah desa yang meminta agar PT Semen Indonesia tidak menggunakan jalan desa sampai proses hukum selesai,” ujar Kundari.
DPRD Rembang Pantau Situasi
Gus Gipul menegaskan, DPRD Rembang akan terus memantau situasi ini dan berharap semua pihak bisa duduk bersama mencari solusi. Ia berharap kejelasan bisa didapat dalam beberapa hari ke depan agar nasib para pekerja tidak semakin terpuruk.
“Kalau dibiarkan, bisa lebih banyak lagi yang dirumahkan. Ini soal perut rakyat, jangan disepelekan,” tegasnya.
(kyv/daf)