Rembang – Dengan semangat keterbukaan dan kebersamaan, Waisak di Lasem, Rembang dirayakan tak hanya sebagai peristiwa religius, tetapi juga momen lintas batas yang menyatukan umat.
Pagi itu, Minggu (11/5) halaman Vihara Ratanavana Arama Lasem dipenuhi warna: mulai dari umbul-umbul khas vihara, hingga senyum para pengunjung dari berbagai latar belakang.
Waisak 2569 BE/2025 di vihara ini bukan sekadar ritual tahunan, tapi juga sebuah perayaan kolaboratif, sebuah open house spiritual yang merangkul semua pihak.
“Menjelang hari suci Waisak, kami mengadakan serangkaian kegiatan. Mulai dari puja bakti, pendalaman Dhamma tiap malam dengan pembacaan Paritta, hingga bakti sosial seperti bersih-bersih makam pahlawan,” ujar Bhikkhu Piyadhiro Thera, pemuka vihara yang memimpin langsung berbagai kegiatan tersebut.

Suasana Vihara Ratanavana Arama, Lasem, Minggu (11/5/2025). (Foto: rembangsepekan.com)
Bhikkhu Piyadhiro menuturkan bahwa kegiatan sosial bukan sekadar simbolik. “Kami ingin menanamkan nilai kepedulian. Bahkan donor darah yang kami adakan pagi ini berhasil mengumpulkan 40 kantong darah. Dan menariknya, yang mendonor tak hanya umat Buddha, tapi juga dari umat agama lain,” tambahnya.
Puncak perayaan Waisak diawali dengan prosesi perjalanan spiritual dari Vihara Vidyaloka Kebon menuju Vihara Ratanavana Arama.
Dalam prosesi ini, umat membawa buddha rupang, relik, dan gunungan hasil bumi sebagai simbol syukur dan penghormatan.

Suasana Vihara Ratanavana Arama, Lasem, Minggu (11/5/2025). (Foto: rembangsepekan.com)
“Prosesi ini seperti napak tilas spiritual Sang Buddha. Banyak yang menyebutnya mirip karnaval, tapi ini bukan tontonan ini laku batin,” terang Bhikkhu Piyadhiro.
Menjelang malam, umat berkumpul di Candi Sudhammo Mahathera, mengikuti doa bersama dan meditasi. Doa dan pembacaan Paritta menggema serentak, dipimpin para bhikkhu yang datang dari berbagai daerah.
Tidak hanya umat Buddha, acara ini juga dihadiri oleh tokoh lintas agama, aparat desa, dan perwakilan TNI/Polri.
“Ini bentuk kebersamaan. Pak Kepala Desa juga datang. Semua hadir, menunjukkan bahwa momen ini adalah milik bersama,” ujarnya.

Suasana Vihara Ratanavana Arama, Lasem, Minggu (11/5/2025). (Foto: rembangsepekan.com)
Setelah sesi doa, suasana kembali meriah dengan makan bersama dalam suasana open house. Makanan dibagikan kepada seluruh tamu sebagai berkah Waisak, tanpa melihat latar belakang agama atau budaya.
“Ini yang ditunggu-tunggu umat. Momen spiritual yang datang setahun sekali. Tapi nilai-nilainya bisa kita bawa setiap hari: welas asih, toleransi, dan semangat hidup berdampingan,” pungkas Bhikkhu Piyadhiro.
Vihara Ratanavana Arama di Lasem tak hanya merayakan Waisak sebagai hari besar keagamaan. Ia menjadikannya sebagai ruang terbuka, tempat perjumpaan, pembelajaran, dan penyatuan jiwa dalam suasana damai.
(kyv/daf)