Rembang – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan audiensi di Kantor DPRD Rembang pada hari ini, (14/4). Aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap isu defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang mencuat, dengan klaim mencapai lebih dari Rp200 miliar.
Dalam audiensi yang diadakan dengan anggota DPRD, para mahasiswa mengajukan beberapa tuntutan, salah satunya meminta penjelasan yang transparan mengenai defisit APBD Rembang yang tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Wakil Ketua DPRD Rembang, Ridwan, sebelumnya menyatakan bahwa setelah rapat dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), APBD 2025 disahkan dalam kondisi defisit sebesar Rp5 miliar. Ia menegaskan bahwa angka tersebut tidak perlu menimbulkan kekhawatiran, karena dipastikan akan tertutup melalui Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) dari Tahun Anggaran 2024.
Menanggapi tuntutan dari para mahasiswa, Abdul Rouf, Ketua DPRD Rembang, memberikan klarifikasi yang senada dengan Ridwan. Ia menegaskan bahwa isu defisit yang beredar hingga Rp200 miliar adalah tidak benar atau hoax. Rouf berharap agar pemberitaan mengenai defisit ini tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat.
“Transparansi dan kejelasan informasi sangat penting agar masyarakat tidak terpengaruh oleh asumsi-asumsi yang tidak berdasar,” ujar Rouf .
Aksi yang dilakukan PMII ini sebagaibkepedulian mahasiswa terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Mereka berharap agar pemerintah daerah lebih terbuka dalam menyampaikan informasi kepada publik.
(roy/daf)