Rembang – Lima mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rembang mendatangi Gedung DPRD Rembang untuk melakukan audiensi, Senin (1/9/2025) pagi. Aksi unjuk rasa yang sebelumnya direncanakan batal digelar.
Pantauan rembangsepekan, sekitar pukul 09.00 WIB, kelima mahasiswa tersebut sudah berada di dalam ruang paripurna DPRD Rembang. Mereka berdialog langsung bersama sejumlah pejabat daerah.
Hadir dalam audiensi tersebut Bupati Rembang Harno, Wakil Bupati Muhammad Hanies Cholil Barro, Ketua DPRD Abdul Rouf, Kapolres Rembang AKBP Dhanang Bagus Anggoro, dan Dandim 0720/Rembang Letkol Arm Winner Fradana Dieng. Juga tampak sejumlah anggota DPRD dan Sekretaris Daerah (Sekda) Rembang.
Mahasiswa menyampaikan sejumlah aspirasi, baik isu nasional maupun lokal. Salah satunya soal penanganan kasus tragedi nasional yang dinilai belum jelas.
“Di nasional kami tetap mengecam adanya tragedi yang terjadi. Kami mendorong agar kasusnya ditangani secara tuntas dan korban mendapat pertanggungjawaban yang jelas,” ujar Irza Ahmad Rizki, Wakil Ketua PC PMII Rembang.
Selain itu, mereka juga menyoroti kinerja DPRD Rembang, keterbukaan informasi, kedekatan wakil rakyat dengan masyarakat, hingga optimalisasi potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan insentif pajak.
Ketua PC PMII Rembang Zubairul Kamal Itaza menyebut, awalnya ada rencana aksi massa. Namun, setelah mempertimbangkan situasi dan imbauan sejumlah tokoh, mereka memutuskan memilih jalur audiensi.
“(Rencana awal) ada kemungkinan untuk aksi. Tapi kami mendengar imbauan dari para tokoh dan kiai, bahwa lebih baik sampaikan aspirasi secara damai demi membangun daerah,” jelas Zubairul.
Sebelumnya, sejak pukul 06.30 WIB, personel gabungan dari TNI, Polri, Damkar, hingga petugas medis telah bersiaga di sekitar kantor DPRD Rembang. Bahkan tenda dari BPBD juga terlihat didirikan di lokasi.
Kapolres Rembang AKBP Dhanang Bagus Anggoro menyampaikan bahwa total ada 1.000 personel gabungan yang dikerahkan untuk pengamanan.
(kyv/daf)





