Rembang – Lontong Tuyuhan, kuliner legendaris dari Rembang, Jawa Tengah, tengah diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTb). Makanan ini dikenal berasal dari Desa Tuyuhan, Pancur yang sejak dulu jadi saksi lahirnya tradisi kuliner khas masyarakat setempat.
Tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X baru-baru ini turun ke Rembang untuk melakukan kajian awal. Tahap ini menjadi salah satu syarat penting dalam pengusulan status WBTb ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Fasilitasi kami ke Kabupaten Rembang, kami sedang kaji dari berbagai aspek,” ujar Pamong Budaya Ahli Madya BPK X, Ernawati Purwaningsing, baru-baru ini.
Menurutnya, proses ini diawali dari pencatatan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang. “Dari dinas kabupaten akan mencatatkan bahwa Lontong Tuyuhan adalah makanan khas Rembang,” jelasnya.
Namun lebih dari sekadar makanan, lokasi asal Lontong Tuyuhan di Desa Tuyuhan, Pancur juga dinilai memiliki nilai budaya yang kuat. Wilayah ini sejak lama dikenal sebagai titik pertemuan tradisi, sejarah, dan jejak spiritual masyarakat setempat.
Kajian BPK Wilayah X akan menggali sejarah, filosofi, proses pembuatan, keberadaan maestro (pembuat utama), dan regenerasi budaya. Hasil sementara menunjukkan Lontong Tuyuhan telah memenuhi beberapa kriteria utama.
“Sudah ada tiga generasi. Minimal 50 tahun terlampaui itu sudah bisa diusulkan. Ini ada maestronya. Kami akan tentukan siapa yang layak. Maestro harus berusia minimal 60 tahun dan sudah menekuni selama 35 tahun,” kata Ernawati.
Selain itu, dukungan dari Pemerintah Kabupaten Rembang juga menjadi poin penting. Pemkab telah membangun sentra kuliner khusus Lontong Tuyuhan sebagai bentuk pelestarian warisan lokal.
Dengan usia lebih dari setengah abad dan lokasi yang punya nilai historis, Lontong Tuyuhan tak hanya jadi kuliner, tapi juga simbol budaya yang bertahan di tengah perubahan zaman.
(kyv/daf)