Menu

Dark Mode

Berita

Tradisi Larung Sesaji Akan Warnai Jalur Pantura Rembang,Bagini Rekayasa Lalu Lintasnya

badge-check


					Tradisi Larung Sesaji Akan Warnai Jalur Pantura Rembang,Bagini Rekayasa Lalu Lintasnya Perbesar

Rembang – Desa Tasikagung akan menjadi pusat perhatian saat tradisi tahunan Larung Sesaji. Acara ini nantinya akan memicu pihak kepolisian untuk memberlakukan rekayasa lalu lintas di Jalur Pantura yang menghubungkan Surabaya dan Semarang.

Kapolres Rembang, AKBP Dhanang Bagus Anggoro, S.I.K., M.H., melalui Kasat Lantas AKP Mitha, menjelaskan bahwa pengalihan arus lalu lintas dilakukan guna menjaga kelancaran prosesi budaya yang melibatkan arak-arakan masyarakat menuju laut. “Karena kegiatan arak-arakan akan melewati Jalan Pantura, arus dari arah Lasem menuju Semarang akan dialihkan ke jalur alternatif Lingkar Selatan,” ujar AKP Mitha, (6/4).

Untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas, pihak kepolisian telah menyiapkan skema pengalihan yang terperinci. Truk-truk besar diminta untuk berhenti di kantong parkir yang telah disediakan. Sementara itu, kendaraan ringan dan mobil pribadi akan diarahkan melalui jalur alternatif yang melewati depan pabrik Soklin menuju Desa Weton dan Ngotet. Bagi pengendara yang menuju Blora, mereka dapat memanfaatkan rute lewat Perempatan Galonan.

Pengendara dari arah Blora dan Surabaya yang ingin menuju Semarang juga akan diarahkan untuk belok kiri melalui Desa Jeruk dan Waru, kemudian melanjutkan ke lampu merah Pentungan. Pengalihan serupa juga diterapkan untuk arus sebaliknya, dari Semarang menuju Blora dan Surabaya.

Larung Sesaji merupakan bagian dari tradisi syawalan masyarakat pesisir Tasikagung yang dilaksanakan setiap tahun, satu minggu setelah Idul Fitri. Prosesi dimulai sekitar pukul 09.30 WIB dan diharapkan berlangsung hingga selesai dengan penuh khidmat.

Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat pengguna jalan untuk mematuhi arahan petugas di lapangan demi kelancaran acara. “Kami berharap pengalihan ini dapat berjalan tertib dan tidak menimbulkan kemacetan. Mohon pengertian dari semua pihak demi kelestarian tradisi lokal,” tutup AKP Mitha.

(roy/daf)

Baca Juga

Panen Tembakau, Bupati Rembang Berharap Harga Semakin Membaik

23 October 2025 - 12:49 WIB

Dari Pasir ke Akar: Kisah Warga Pasarbanggi Menjaga Pesisir Lewat Mangrove

23 October 2025 - 12:26 WIB

8.499 Petani Tembakau-Cengkih Rembang Dikucuri BLT Total Rp10,1 Miliar dari Dana Cukai

22 October 2025 - 12:44 WIB

Kurikulum Cinta: Sri Wulan Tekankan Pendekatan Humanis dalam Pendidikan Madrasah

22 October 2025 - 09:21 WIB

Terdakwa Kasus Hibah Kandang Ayam Fiktif Divonis 1 Tahun Penjara

22 October 2025 - 08:45 WIB

Trending di Berita